Kue nya jadi juga….
Kue lapis legit, kue lapis susu & kue engka.
Setelah menempuh pembuatan yang amat lama dan membosankan, akhirnya kue- kue itu jadi juga….
Oh iya, perkenalkan….
Ketiga kue ini adalah nama- nama kue khas di kampung papa saya (lampung, red).
Kue wajib yang mesti ada pas lebaran.
Berhubung tahun ini kami sekeluarga gak pulang ke lampung, jadinya mama berniat membuat kue ini. Soalnya kalo beli mahal banget..di Jakarta harga kue lapis legit 2 kali lipet harga HP ESIA, yang lapis legit aja harganya Rp.550.000,00.mahal banget kan…gak percaya? Kalo gak percaya tanya aja di toko….
udah gitu kalo beli di toko rasanya beda lagi. Kalo yang dijual di toko,kue lapis legitnya dikasih terigu jadi rasanya kayak bolu, sedangkan kue lapis legit khas lampung gak pake terigu…
untuk buat 2 loyang lapis legit butuh 50 telor ayam kampung sama 50 telor bebek., udah gitu pas masaknya bukan kayak bikin kue basah biasa. kalo kue basah biasa semua adonannya langsung dimasukin ke loyang. Kalo ketiga kue ini, masaknya selapis demi selapis.yah sekitar 4 sampe 8 jam lah…jadi wajar aja kalo di jual harganya bisa sampe Rp.550.000,00. hehee….
Jadi buat teman2 yang lagi bertamu terus menemukan kue – kue ini.cepet- cepet disikat...mumpung gratis hahaha....
Total Tayangan Halaman
Selasa, 30 September 2008
Senin, 29 September 2008
perfeksionis MOM
Sedikit kenangan yang pada titik ini membuat saya tersadar, mengapa mama memang begitu ”keras dan perfeksionis kepada saya” soal pekerjaan rumah dan beberapa hal..
Saya sadar perfectsionisme mama ini bermula dari pekerjaannya sebagai salah satu manager di hotel berbintang. Pekerjaan yang menuntutnya untuk selalu perfect, ternyata berimbas kepada saya.
Soal pekerjaan rumah...
Bagi mama rumah adalah segalanya. Kebersihan dan kerapihan jadi menu utama di rumah. Sebagai satu- satunya anak perempuan, sayalah yang jadi asistennya. Banyak hal yang saya pelajari dari mama soal pekerjaan rumah. Pelajaran yang tidak saya dapatkan dari pendidikan formal saya.
Banyak yang membuat saya bangga sekaligus geleng2 kepala ngeliat kelakuan mama saya....”perfeksionis tingkat akut”. Setiap hari sendal dicuci, handuk setiap dipakai langsung di cuci, sapu habis pake dicuci, lap pel setiap habis pake dicuci,dll. Dengan segala aturan kebersihan dan kerapihan rumah, hal ini pernah membuat saya kesel..kenapa aturan di rumah ini gak se santai di rumah si A, si B atau si C?
Bahkan saya sering ’berdebat’ sama mama cuma karena naro sapunya miring heheh...
Menunda- nunda waktu
Bagi mama disiplin itu hal yang penting. Mama gak biasa menunda- nunda pekerjaan. Awalnya saya kewalahan mengikuti kebiasaan mama. Rasanya kok gak ada waktu istirahat yah....kerja mulu.abis ini ngapai, abis itu ngapain...
Saya sampai kesal sendiri, kenapa sih mama begitu perfeksionis?
saya bukan mama dan mama tidak bisa memaksa saya untuk terus bisa sampai pada standar mama.Begitu pikiran saya pada suatu hari.
Sampai pada titik ini saya tersadar, bahwa semua yang mama lakukan untuk kebaikan saya di masa datang. Kata- kata mama yang akan selalu saya ingat......
”kalau mama tidak ada dan tidak ada yang membantu kamu. Mama Cuma pengen kamu ingat apa yang pernah di ajarkan mama karena kamu gak tau siapa yang akan kamu hadapi.”
”kalau kamu di rumah orang atau tinggal di rumah mertua kamu, sebagai perempuan kamu harus bisa mengerjakan pekerjaan rumah dan gak cuma jadi perempuan yang bingung karena gak bisa ngapa-ngapain”
”setinggi apapun pendidikan dan pekerjaan kamu, kamu akan menjadi ibu yang mengurus anak dan rumah tangga....”
”Jangan pernah menunda pekerjaaan apapun karena kamu gak tau apa yang akan terjadi berikutnya”
Dan seribu pesan mama yang mungkin akan saya wariskan juga kepada anak saya nanti..........
makasih mama telah mendidik saya
i do love u
Saya sadar perfectsionisme mama ini bermula dari pekerjaannya sebagai salah satu manager di hotel berbintang. Pekerjaan yang menuntutnya untuk selalu perfect, ternyata berimbas kepada saya.
Soal pekerjaan rumah...
Bagi mama rumah adalah segalanya. Kebersihan dan kerapihan jadi menu utama di rumah. Sebagai satu- satunya anak perempuan, sayalah yang jadi asistennya. Banyak hal yang saya pelajari dari mama soal pekerjaan rumah. Pelajaran yang tidak saya dapatkan dari pendidikan formal saya.
Banyak yang membuat saya bangga sekaligus geleng2 kepala ngeliat kelakuan mama saya....”perfeksionis tingkat akut”. Setiap hari sendal dicuci, handuk setiap dipakai langsung di cuci, sapu habis pake dicuci, lap pel setiap habis pake dicuci,dll. Dengan segala aturan kebersihan dan kerapihan rumah, hal ini pernah membuat saya kesel..kenapa aturan di rumah ini gak se santai di rumah si A, si B atau si C?
Bahkan saya sering ’berdebat’ sama mama cuma karena naro sapunya miring heheh...
Menunda- nunda waktu
Bagi mama disiplin itu hal yang penting. Mama gak biasa menunda- nunda pekerjaan. Awalnya saya kewalahan mengikuti kebiasaan mama. Rasanya kok gak ada waktu istirahat yah....kerja mulu.abis ini ngapai, abis itu ngapain...
Saya sampai kesal sendiri, kenapa sih mama begitu perfeksionis?
saya bukan mama dan mama tidak bisa memaksa saya untuk terus bisa sampai pada standar mama.Begitu pikiran saya pada suatu hari.
Sampai pada titik ini saya tersadar, bahwa semua yang mama lakukan untuk kebaikan saya di masa datang. Kata- kata mama yang akan selalu saya ingat......
”kalau mama tidak ada dan tidak ada yang membantu kamu. Mama Cuma pengen kamu ingat apa yang pernah di ajarkan mama karena kamu gak tau siapa yang akan kamu hadapi.”
”kalau kamu di rumah orang atau tinggal di rumah mertua kamu, sebagai perempuan kamu harus bisa mengerjakan pekerjaan rumah dan gak cuma jadi perempuan yang bingung karena gak bisa ngapa-ngapain”
”setinggi apapun pendidikan dan pekerjaan kamu, kamu akan menjadi ibu yang mengurus anak dan rumah tangga....”
”Jangan pernah menunda pekerjaaan apapun karena kamu gak tau apa yang akan terjadi berikutnya”
Dan seribu pesan mama yang mungkin akan saya wariskan juga kepada anak saya nanti..........
makasih mama telah mendidik saya
i do love u
Perjuangan mencari masa depan (2)
30 september 2008 12:55 am
Pertanyaan yang sering muncul dalam benak saya…benarkah saya ingin jadi dosen? Pertanyaan yang dulu selalu saya jawab “YA” dengan mantap, saat ini tidak lagi saya jawab semantap itu…
Saya suka mengajar, itu lah salah satu alasan mengapa saya ingin menjadi dosen. Alasan simple yang selalu menjadi latar belakang kenapa saya ingin menjadi dosen. Kemudian dukungan teman-teman saya dan diikuti keinginan saya membangun sistem agar mahasiswa memiliki wawasan multiintelegence dan Siap ke dunia kerja dan usaha dari sebelum mereka lulus. So idealis, isn’t it?
Tapi semua itu berubah ketika seorang dosen bertanya seperti ini…..”kamu yakin mau jadi dosen?dosen itu uangnya gak banyak lho…”. Pernyataan yang too pesimistic dan membuat saya kaget. Hanya saja saya sempat menjawab”gak masalah pak, yang penting saya suka mengajar…”
Saya memang sadar akan kondisi tersebut, dan tadinya saya tidak mempermasalahkan tentang mitos “kondisi keuangan dosen” ini, tapi pernyataan dosen tadi membuat saya berfikir “apakah uang menjadi penting dalam kehidupan saya berikutnya?” dan tidak saya pungkiri, hal ini menjadi penting karena tidak selamanya saya ingin bergantung kepada orang tua.
Tapi inikan masalah rejeki yang diatur sama Allah. Biarlah Allah yang memutuskan....Kenapa saya mesti riskan, selama pekerjaan saya memberikan manfaat bagi orang banyak?mengapa saya begitu takut Allah tidak memberikan rejekinya kepada saya?bukan kah semua itu sudah di atur....?
YA Allah, saya punya satu mimpi untuk orang tua saya....
”saya ingin orang tua saya menikmati hasil kerja keras mereka mendidik saya. Saya ingin berbakti dan membiayai kehidupan mereka hingga mereka kembali kepangkuan Engkau dan membiayai adik saya hingga ia mandiri..”
Ya Allah Semoga Engkau memberikan yang terbaik......
Pertanyaan yang sering muncul dalam benak saya…benarkah saya ingin jadi dosen? Pertanyaan yang dulu selalu saya jawab “YA” dengan mantap, saat ini tidak lagi saya jawab semantap itu…
Saya suka mengajar, itu lah salah satu alasan mengapa saya ingin menjadi dosen. Alasan simple yang selalu menjadi latar belakang kenapa saya ingin menjadi dosen. Kemudian dukungan teman-teman saya dan diikuti keinginan saya membangun sistem agar mahasiswa memiliki wawasan multiintelegence dan Siap ke dunia kerja dan usaha dari sebelum mereka lulus. So idealis, isn’t it?
Tapi semua itu berubah ketika seorang dosen bertanya seperti ini…..”kamu yakin mau jadi dosen?dosen itu uangnya gak banyak lho…”. Pernyataan yang too pesimistic dan membuat saya kaget. Hanya saja saya sempat menjawab”gak masalah pak, yang penting saya suka mengajar…”
Saya memang sadar akan kondisi tersebut, dan tadinya saya tidak mempermasalahkan tentang mitos “kondisi keuangan dosen” ini, tapi pernyataan dosen tadi membuat saya berfikir “apakah uang menjadi penting dalam kehidupan saya berikutnya?” dan tidak saya pungkiri, hal ini menjadi penting karena tidak selamanya saya ingin bergantung kepada orang tua.
Tapi inikan masalah rejeki yang diatur sama Allah. Biarlah Allah yang memutuskan....Kenapa saya mesti riskan, selama pekerjaan saya memberikan manfaat bagi orang banyak?mengapa saya begitu takut Allah tidak memberikan rejekinya kepada saya?bukan kah semua itu sudah di atur....?
YA Allah, saya punya satu mimpi untuk orang tua saya....
”saya ingin orang tua saya menikmati hasil kerja keras mereka mendidik saya. Saya ingin berbakti dan membiayai kehidupan mereka hingga mereka kembali kepangkuan Engkau dan membiayai adik saya hingga ia mandiri..”
Ya Allah Semoga Engkau memberikan yang terbaik......
Perjuangan mencari masa depan (1)
15 September 2008
Tadi pagi ke Bandung. Naik bis Arimbi dari pool di tangerang. Berhubung papa saya mau ke airport juga, walhasil saya berangkat barengan papa naek taksi ke pool arimbi. Pas dah nyampe pool, ternyata bis nya dah mau berangkat..”kalem....aya penumpang...” kata si kernet kepada sang supir.. bis pun kembali berhenti dan dengan setengah berlari saya berhasil juga sampai di pintu bis.
Setelah memilih bangku di sebelah bapak2 berumuran 30an, saya pun mengeluarkan buku saya. Buku TOEFL (caelah...), “lumayan lah buat ngisi2 waktu pas di bis” pikir saya pas milih buku itu dari rumah. Ternyata eh ternyata yang ada malah ngantuk berat...jadi akhirnya saya tidur deh di bis. Sempet siy baca bukunya dikit, yah sekitar 5 sampe 10 soallah hehehe..selebihnya 3 jam di bis yah tidur.hihihi...=p
Sampe di terminal luwi panjang, saya langsung menuju ke depan terminal buat nyambung bis DAMRI jurusan elang – jatinangor. Pas dah nunggu 15 menit, nongol juga tuh bis.eng ing eng......penuh banget....halah...panas- panas gini, bulan puasa, bawaan berat, berdiri lagi...tapi mau gak mau yah akhirnya naek bis itu juga..mu gimana lagi..hehe...jadi dengan sedikit berjubel- jubelan saya menaiki bis tersebut menuju jatinangor...
Belum lima menit naik, 2 pengamen datang. Sebenernya siy rada kesel juga pas mereka dateng, wong lagi jubel- jubelan gini mereka maksa ke bagian tengah bawa gitar sama kendang pula..tapi saya mencoba untuk berempati, mereka juga kan lagi mencari penghasilan buat menyambung hidup mereka, dibanding mereka ngemis ato nyopet kan mending ngamen... so, Mulai lah mereka bernyanyi...kira- kira ada 3 lagu hits dari dalam negeri. menurut saya 2 pengamen tadi sukses bawain lagu itu dan gak bikin saya ngantuk.
Sampe di Jatinangor, saya langsung ke fotokopian buat ngebersin berkas- berkas yang belum lengkap, sambil nunggu temen juga siy. Abisnya malu kalo ke kampus sendirian. Malu kalee angkatan tuir masih ke kampus.hehhe..Dah sampe sana langsung ngasi berkas ke bagian sekjur, lulus dari sekjur langsung ngasi ke sekretaris dekan. Nah pas disana ternyata format lamaran saya salah...GATOT deh...akhirnya saya balik ke bagian kepegawaian. Ngebenerin format berkas saya. Balik lagi ke fotokopian dan ke rental buat ngetik berkas yang kurang + nyari materai. Dodolnya lagi, ntah kenapa hari ini materai yang dijual pada abis, alhasil saya cari fotokopian lain. Untung ada juga yang masih punya materai buat dijual.
Balik lagi ke bagian kepegawaian, ternyata berkas saya masih ada yang kurang. Yaitu berkas ijasah s2 ama transkrip s2. yah mau gimana lagi ijasah s2 saya belum bisa keluar. Belum jadi euyy..lama banget. Katanya baru bisa keluar oktober, padahal di syarat berkasnya harus ada ijasah, gak boleh pake SKL haha..bodo ah..
Tadi pagi ke Bandung. Naik bis Arimbi dari pool di tangerang. Berhubung papa saya mau ke airport juga, walhasil saya berangkat barengan papa naek taksi ke pool arimbi. Pas dah nyampe pool, ternyata bis nya dah mau berangkat..”kalem....aya penumpang...” kata si kernet kepada sang supir.. bis pun kembali berhenti dan dengan setengah berlari saya berhasil juga sampai di pintu bis.
Setelah memilih bangku di sebelah bapak2 berumuran 30an, saya pun mengeluarkan buku saya. Buku TOEFL (caelah...), “lumayan lah buat ngisi2 waktu pas di bis” pikir saya pas milih buku itu dari rumah. Ternyata eh ternyata yang ada malah ngantuk berat...jadi akhirnya saya tidur deh di bis. Sempet siy baca bukunya dikit, yah sekitar 5 sampe 10 soallah hehehe..selebihnya 3 jam di bis yah tidur.hihihi...=p
Sampe di terminal luwi panjang, saya langsung menuju ke depan terminal buat nyambung bis DAMRI jurusan elang – jatinangor. Pas dah nunggu 15 menit, nongol juga tuh bis.eng ing eng......penuh banget....halah...panas- panas gini, bulan puasa, bawaan berat, berdiri lagi...tapi mau gak mau yah akhirnya naek bis itu juga..mu gimana lagi..hehe...jadi dengan sedikit berjubel- jubelan saya menaiki bis tersebut menuju jatinangor...
Belum lima menit naik, 2 pengamen datang. Sebenernya siy rada kesel juga pas mereka dateng, wong lagi jubel- jubelan gini mereka maksa ke bagian tengah bawa gitar sama kendang pula..tapi saya mencoba untuk berempati, mereka juga kan lagi mencari penghasilan buat menyambung hidup mereka, dibanding mereka ngemis ato nyopet kan mending ngamen... so, Mulai lah mereka bernyanyi...kira- kira ada 3 lagu hits dari dalam negeri. menurut saya 2 pengamen tadi sukses bawain lagu itu dan gak bikin saya ngantuk.
Sampe di Jatinangor, saya langsung ke fotokopian buat ngebersin berkas- berkas yang belum lengkap, sambil nunggu temen juga siy. Abisnya malu kalo ke kampus sendirian. Malu kalee angkatan tuir masih ke kampus.hehhe..Dah sampe sana langsung ngasi berkas ke bagian sekjur, lulus dari sekjur langsung ngasi ke sekretaris dekan. Nah pas disana ternyata format lamaran saya salah...GATOT deh...akhirnya saya balik ke bagian kepegawaian. Ngebenerin format berkas saya. Balik lagi ke fotokopian dan ke rental buat ngetik berkas yang kurang + nyari materai. Dodolnya lagi, ntah kenapa hari ini materai yang dijual pada abis, alhasil saya cari fotokopian lain. Untung ada juga yang masih punya materai buat dijual.
Balik lagi ke bagian kepegawaian, ternyata berkas saya masih ada yang kurang. Yaitu berkas ijasah s2 ama transkrip s2. yah mau gimana lagi ijasah s2 saya belum bisa keluar. Belum jadi euyy..lama banget. Katanya baru bisa keluar oktober, padahal di syarat berkasnya harus ada ijasah, gak boleh pake SKL haha..bodo ah..
Apa Rasanya jadi seorang ibu?
”Apa rasanya jadi seorang ibu?” itulah pertanyaan pertama kepada kakak ipar saya. Pertanyaan pertama setelah ia melahirkan.
”bahagia, amazing, pokoknya ngga bisa dijelaskan kata- kata...” jawabnya sambil menggendong bayi kecil yang di beri nama athaya syifa ariadarma.
Maka, hari – harinya menjadi ibu pun dimulai. Saya pun menyaksikan dan merasakan kebahagian yang membuat saya belajar banyak tentang arti hubungan ”ibu dan anak”. Hubungan yang membuat saya mengerti bahwa pengorbanan seorang ibu tidak akan pernah dapat digantikan oleh apapun.
Bagaimana mungkin menggantikan lelahnya ibu ketika kita menangis di tengah malam hanya untuk minta digantikan popok dan menyusu.
Bagaimana mungkin menggantikan lelahnya ibu ketika kita terbangun di tengah malam karena kita terjaga dan ingin bermain.
Bagaimana mungkin menggantikan lelahnya ibu ketika mencuci popok kita yang terkena pipis dan ee’.
Bagaimana mungkin menggantikan lelahnya ibu ketika menggendong kita hingga kita merasa nyaman dan tertidur di dekapannya
Bagaimana mungkin menggantikan lelahnya ibu ketika mendidik kita sampai menjadi seperti ini..
Bagaimana mungkin menggantikan lelahnya hati ibu ketika kita mulai melawan kata-katanya...
Dan....berjuta – juta pertanyaan ”bagaimana mengantikan semua pengorbanan ibu kepda kita”...tak akan pernah mampu kita jawab...
Karena...
Lelah baginya bukan apa- apa, karena ibu mencintai kita...
Lelahnya hilang karena rasa cintanya kepada kita....
Semua itu membuat saya sadar siapa diri saya ...
Siapa saya sebagai seorang anak......
Semua itu merombak kenangan saya......meluluhlantakkan kekerasan kepala saya....
Kenangan saya kembali kepada beberapa memori yang masih terekam. Memori antara hubungan ”mama dan saya”. Banyak hal tak bisa saya ceritakan satu- satu. Tapi semua itu sungguh membuat hati saya teriris, sungguh membuat mata saya membendung air mata...
Sungguh saya bukanlah anak yang baik.....
Pengorbanan mama yang mungkin belum bisa saya balas sampai titik ini....sedangkan saya masih saja mengeluh, membantah dan menolak apa yang mama katakan...
Tetapi saat ini,
Saya hanya ingin membahagiakannya semampu saya...mungkin belum dengan materi..tapi keberadaan saya dirumah ini, akan saya berikan untuk mama. Tenaga, cinta,waktu dan apapun untuk berbakti kepadanya .....
Sungguh YA ALLAH perasaan ini belum pernah aku rasakan.....
Tapi menyaksikan seorang ibu melahirkan dan menjaga anaknya setiap hari membuat saya sadar, Betapa besar arti seorang ibu...
betapa besar cintanya dan pengorbanannya selama ini.....
I do love u mom....
Terima kasih YA ALLAH, engkau memberikan hikmah ini.
”Semua cinta di dunia ini indah, tetapi yang terindah adalah cinta ibu kepada anaknya”.
”bahagia, amazing, pokoknya ngga bisa dijelaskan kata- kata...” jawabnya sambil menggendong bayi kecil yang di beri nama athaya syifa ariadarma.
Maka, hari – harinya menjadi ibu pun dimulai. Saya pun menyaksikan dan merasakan kebahagian yang membuat saya belajar banyak tentang arti hubungan ”ibu dan anak”. Hubungan yang membuat saya mengerti bahwa pengorbanan seorang ibu tidak akan pernah dapat digantikan oleh apapun.
Bagaimana mungkin menggantikan lelahnya ibu ketika kita menangis di tengah malam hanya untuk minta digantikan popok dan menyusu.
Bagaimana mungkin menggantikan lelahnya ibu ketika kita terbangun di tengah malam karena kita terjaga dan ingin bermain.
Bagaimana mungkin menggantikan lelahnya ibu ketika mencuci popok kita yang terkena pipis dan ee’.
Bagaimana mungkin menggantikan lelahnya ibu ketika menggendong kita hingga kita merasa nyaman dan tertidur di dekapannya
Bagaimana mungkin menggantikan lelahnya ibu ketika mendidik kita sampai menjadi seperti ini..
Bagaimana mungkin menggantikan lelahnya hati ibu ketika kita mulai melawan kata-katanya...
Dan....berjuta – juta pertanyaan ”bagaimana mengantikan semua pengorbanan ibu kepda kita”...tak akan pernah mampu kita jawab...
Karena...
Lelah baginya bukan apa- apa, karena ibu mencintai kita...
Lelahnya hilang karena rasa cintanya kepada kita....
Semua itu membuat saya sadar siapa diri saya ...
Siapa saya sebagai seorang anak......
Semua itu merombak kenangan saya......meluluhlantakkan kekerasan kepala saya....
Kenangan saya kembali kepada beberapa memori yang masih terekam. Memori antara hubungan ”mama dan saya”. Banyak hal tak bisa saya ceritakan satu- satu. Tapi semua itu sungguh membuat hati saya teriris, sungguh membuat mata saya membendung air mata...
Sungguh saya bukanlah anak yang baik.....
Pengorbanan mama yang mungkin belum bisa saya balas sampai titik ini....sedangkan saya masih saja mengeluh, membantah dan menolak apa yang mama katakan...
Tetapi saat ini,
Saya hanya ingin membahagiakannya semampu saya...mungkin belum dengan materi..tapi keberadaan saya dirumah ini, akan saya berikan untuk mama. Tenaga, cinta,waktu dan apapun untuk berbakti kepadanya .....
Sungguh YA ALLAH perasaan ini belum pernah aku rasakan.....
Tapi menyaksikan seorang ibu melahirkan dan menjaga anaknya setiap hari membuat saya sadar, Betapa besar arti seorang ibu...
betapa besar cintanya dan pengorbanannya selama ini.....
I do love u mom....
Terima kasih YA ALLAH, engkau memberikan hikmah ini.
”Semua cinta di dunia ini indah, tetapi yang terindah adalah cinta ibu kepada anaknya”.
He is crying
17 agustus 2008, 12:50 pm
Tangisan bahagia seorang ayah …..
Tangisan yang begitu mengharukan….
Kemudian...
Ia...
Mengazankan di telinga kanannya
Mengkomatkan di mulut kecilnya
Sambil menatap putri kecilnya...
Air matanya masih menetes,
sebagai tanda kebahagian, takjub dan anugerah yang tak terbayang.......
Itulah hal pertama yang dilakukan seorang ayah kepada putri pertamanya yang baru lahir…
“ Ya Allah, baru sekali ini aku melihat kakakku menangis…tangisan kebahagian yang engkau berikan pada keluarga kecilnya….sungguh tak ada yang bisa ku ungkapkan untuk melukiskan kebaikanMU. Titipan terindah yang engkau berikan untuk kakakku dan istrinya....”
Tangisan bahagia seorang ayah …..
Tangisan yang begitu mengharukan….
Kemudian...
Ia...
Mengazankan di telinga kanannya
Mengkomatkan di mulut kecilnya
Sambil menatap putri kecilnya...
Air matanya masih menetes,
sebagai tanda kebahagian, takjub dan anugerah yang tak terbayang.......
Itulah hal pertama yang dilakukan seorang ayah kepada putri pertamanya yang baru lahir…
“ Ya Allah, baru sekali ini aku melihat kakakku menangis…tangisan kebahagian yang engkau berikan pada keluarga kecilnya….sungguh tak ada yang bisa ku ungkapkan untuk melukiskan kebaikanMU. Titipan terindah yang engkau berikan untuk kakakku dan istrinya....”
Langganan:
Postingan (Atom)