hari itu,kami sekeluarga pergi jalan-jalan.mama memutuskan untuk ikuti kursus kerajinan tangan dan kami pergi ke taman pintar.setelah membuat kesepakatan,nantinya mama akan menyusul kami ke taman pintar.
Setelah beberapa jam berlalu,kami bertemu mama yang telah menunggu di gerbang taman pintar. Kulihat mama sedang mengobrol dengan seorang ibu keturunan tionghoa,tak lama kemudian mama berpamitan setelah melihat kami.
Setelah menaiki mobil dan sedikit menanyakan bagaimana kursus yang mama ikuti,pertanyaan saya tertuju pada ibu keturunana tionghoa yang mengobrol dengan mama tadi.Lalu mengalir lah cerita ini..
Ia menyebut dirinya mami.ibu berdarah tionghoa ini berumur sekitar 50 tahun.pekerjaannya adalah penjual minuman keliling.
Selintas biasa saja,tapi ketika mendengar cerita hidupnya..maka ada banyak hal yang patut dicontoh dari dirinya.
Siapa yang menyangka bahwa dulunya ia adalah seorang pengusaha daging fillet ayam yang sukses.putaran uangnya perhari bisa menjapai 9 digit atau milyaran rupiah.
Tapi pada suatu saat,ia dihadapkan pada kenyataan bahwa usahanya bankrut.dan titik itu adalah awal dari hal terberat dalam hidupnya.setelah bangkrut,ia sekeluarga di usir oleh mertuanya,kemudian di campakkan oleh kaka iparnya.pada akhirnya ia "melarikan diri"ke kota jogja.bersyukrlah ia masih memiliki suami dan anak yang saling mendukung.hingga mereka kembali memulai hidup baru mereka.Anaknya kerja di sebuah klinik kecantikan.tiap bulan ia dikirimi uang 200 ribu,ia dan suaminya tinggal di sebuah kosan yang sangat jauh berbeda dari kehidupan sebelumnya.
Dari uang 200 ribu inilah ia kumpulkan sedikit demi sedikit untuk modal dagang minuman dan memenuhi kebutuhan sehari2nya..
Dan sampai sekarang ia masih berdagang di depan taman pintar jogja..
Subhanallah..
Bagaimana rasanya menjadi ibu tadi ya?ketika ia terbiasa hidup nyaman,duduk di mobil mewah,pergi keluar negeri,menggunakan barang2 bermerk..tiba2 suatu saat harus berada di posisi sebaliknya.harus menawarkan kesana kemari segelas kopi,demi selembar uang seribuan yang dulu baginya hanyalah selembar uang yang tidak berharga..
Mungkin sangat mudah membayangkannya..tapi bagaimana jika kita yang menjalaninya?
Semoga kita kembali bersyukur,bahwa mungkin kehidupan kita masih lebih baik dibandingkan mami tionghoa ini.
Jikalaupun tidak lebih baik,
Maka ada satu pelajaran yang harus kita terapkan..bahwa hidup tidaklah berhenti..kita harus tetap berjuang..life is a struggle..erase 'give up' from ur life dictionary..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar