Total Tayangan Halaman

Kamis, 03 November 2011

pelajaran dari seorang gadis kecil

Minggu pagi.saya memutuskan mengajak mazaya bermain di depan rumah.ada anak kecil sedang bermain sepeda,tiara namanya.anak tetangga kami.
aku menghampiri nya "kak tiara,sini main sama adek mazaya"ucap ku sedikit berteriak karena ia melaju kencang dengan sepedanya..
Ia pun bergegas menghampiri kami.bermain cilukba dengan mazaya.kaki2 kami pun melangkah ke sebuah pekarangan rumah yang memiliki ayunan.bermain ayunan dan berbincang2 ringan..

"Tiara,kemana teman2 tiara yang lain?"Tanyaku
"Si fauziah jam segini masih tidur lah bu.malasan dia"jawabnya dengan bahasa khas medannya.
"Kalo anak kecil yang 2 orang kemarin mana?"
Tanyaku lagi."Yang mana bu?"Tanyanya."Itu kaka& adik yang semalam* bermain di rumah keisha"
Jawabku lagi.
"Itu bukan adik-kaka bu,yang besar bukan kakaknya.dia itu pembantu di rumah bawah.yang kecil itu anak majikannya" jawab tiara sambil menunjuk ke bagian bawah perumahan.

Degh..hatiku agak tersentak dengan jawabannya.kupertegas lagi jawabannya,"yang besar itu pembantu?bukan kakaknya?"
"Iya bu,dia itu pembantu,kerjanya jaga adek tadi,masak sama nyabutin rumput,kalo sekolah dia kelas 4 SD,tapi dia memang ga sekolah"celoteh tiara tanpa kuminta.

--
Sebut saja ia bunga.anak keturunan nias itu berumur 10 tahun.setiap pagi kulihat ia bermain disekitar rumah kami.menggendong seorang anak kecil berumur 2 tahun.penampilannya tidak berbeda dengan anak seumurannya.hanya saja ternyata ia harus menikmati masa kecilnya tak seperti anak yang lain.tiap hari ia harus menggendong anak berumur 2 tahun.aku sendiri masih belum bisa membayangkan,bagaimana anak berumur 10 tahun harus menjaga anak umur 2 tahun,sedangkan aku saja yang berumur 20an kadang kelelahan menjaga mazaya. Selain itu,dia masih harus memasak dan menyabuti rumput.

Aku kembali ke masa lalu.umur 10 tahun,kira2 kelas 4 SD.saat itu aku masih sibuk bermain,jajan,belajar,ikut les ini itu.tak pernah terbayang dalam waktu itu kalau aku harus mengurus anak berumur 2 tahun,memasak,mencabuti rumput,bahkan hanya menjadi pendengar ketika teman2 bercerita tentang sekolah,Pr,tas sekolah,sepatu baru,dll.

Ah bagaimana rasanya menjadi bunga?

Kutatap sorot matanya.sayu,kelelahan.
ku perhatikan garis mukanya,tampak lebih dewasa dr umurnya.jarang sekali kulihat segaris senyum pada sudut bibirnya.mulutnya pun jrang terdengar suara,mungkin ia sedang sibuk berbicara dengan pikirannya.

Ah bunga,
Allah memberikanmu kekuatan dan ketegaran yang tak semua orang miliki.semoga saja ada kehidupan yang lebih baik bagimu,suatu hari nanti.

--
"Tiara,bersyukurlah kau masih bisa sekolah,beli sepatu,beli baju,jalan2,main sepeda sama kawan2 kau.kau lihat kakak itu,dia tidak sekolah,tidak bisa bermain dan harus bekerja.padhal ia masih kecil" ujarku pada tiara.

Ucapanku pada tiara,bukan untuknya.tapi untuk diriku sendiri..sebagai pelajaran dari Allah,agar kita tetap bisa bersyukur walau keadaan sesulit apapun,terkadang kita masih lebih banyak mendapatkan kemudahan dibandingkan orang2 diluar sana..

Makasi ya Allah..atas nikmatMu..

*semalam:kemarin

Tidak ada komentar: